Selasa, 23 April 2013

Bahan Ajar



BAHAN AJAR




Bahan Ajar atau learning material, merupakan materi ajar yang dikemas sebagai bahan untuk disajikan dalam proses pembelajaran. Bahan pembelajaran dalam penyajiannya berupa deskripsi yakni berisi tentang fakta-fakta dan prinsip-prinsip, norma yakni berkaitan dengan aturan, nilai dan sikap, serta seperangkat tindakan/keterampilan motorik. Dengan demikian, bahan pembelajaran pada dasarnya berisi tentang pengetahuan, nilai, sikap, tindakan dan keterampilan yang berisi pesan, informasi, dan ilustrasi berupa fakta, konsep, prinsip, dan proses yang terkait dengan pokok bahasan tertentu yang diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Dilihat dari aspek fungsi, bahan pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan secara langsung dan sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan secara tidak langsung. Sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan langsung, bahan pembelajaran merupakan bahan ajar utama yang menjadi rujukan wajib dalam pembelajaran. Contohnya adalah buku teks, modul, handout, dan bahan-bahan panduan utama lainnya. Bahan pembelajaran dikembangkan mengacu pada kurikulum yang berlaku, khususnya yang terkait dengan tujuan dan materi kurikulum seperti kompetensi, standar materi dan indikator pencapaian.
Sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan secara tidak langsung, bahan pembelajaran merupakan bahan penunjang yang berfungsi sebagai pelengkap. Contohnya adalah buku bacaan, majalah, program video, leaflet, poster, dan komik pengajaran. Bahan pembelajaran ini pada umumnya disusun di luar lingkup materi kurikulum, tetapi memiliki keterkaitan yang erat dengan tujuan utamanya yaitu memberikan pendalaman dan pengayaan bagi siswa.
o   Bentuk-bentuk bahan ajar:
Bahan cetak seperti: hand out, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart,
Audio Visual seperti: video/film,VCD
Audio seperti: radio, kaset, CD audio, PH
Visual: foto, gambar, model/maket.
Multi Media: CD interaktif, computer Based, Internet

o   Tujuan bahan ajar:
a.     Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan setting atau lingkungan sosial peserta didik.
b.    Membantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh
c.     Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

o   Prinsip Pengembangan
a.     Mulai dari yang mudah untuk memahami yang sulit, dari yang kongkret untuk memahami yang abstrak
b.    Pengulangan akan memperkuat pemahaman
c.     Umpan balik positif akan memberikan penguatan terhadap pemahaman peserta didik
d.    Motivasi belajar yang tinggi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar
e.     Mencapai tujuan ibarat naik tangga, setahap demi setahap, akhirnya akan mencapai ketinggian tertentu.
f.      Mengetahui hasil yang telah dicapai akan mendorong peserta didik untuk terus mencapai tujuan

o   Cakupan bahan ajar
•        Judul, MP, SK, KD, Indikator, Tempat
•        Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru)
•        Tujuan yang akan dicapai
•        Informasi pendukung
•        Latihan-latihan
•        Petunjuk kerja
•        Penilaian

o   Teknik Penyusunan Bahan Ajar
Analisis Kebutuhan Bahan Ajar
1.    Analisis SK-KD-Indikator
2.    Analisis Sumber Belajar
3.    Pemilihan dan Penentuan Bahan Ajar

o   Penyusunan Bahan Ajar Cetak memperhatikan
1.    Susunan tampilan,
2.    Bahasa yang mudah,
3.    Menguji pemahaman,
4.    Stimulan,
5.    Kemudahan dibaca,
6.    Materi instruksional

o   Manfaat bahan ajar:
o   Manfaat bagi guru
1.         Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan             belajar peserta didik,
2.         Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh,
3.         Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi,
4.         Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar,
5.         Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan peserta didik    karena peserta didik akan merasa lebih percaya kepada gurunya.
6.         Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.

o   Manfaat bagi Peserta Didik
1.         Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
2.         Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru
3.         Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya

 Contoh Bahan Ajar IPA kelas 5 semester 2, materi GAYA :

Gaya
Pengertian Gaya
      Dalam kehidupan sehari-hari secara tidak sadar kita mendapati kegiatan yang berhubungan dengan gaya. Pada saat kita membuka atau menutup pintu kita telah melakukan gaya yang berupa dorongan dan tarikan. Selain itu, pada saat kamu bermain kelereng kamu tentu dapat menggerakkan kelereng dengan menggunakan salah satu jari tanganmu.
  Gerakan mendorong atau menarik yang menyebabkan benda bergerak disebut gaya. Gaya yang dikerjakan pada suatu benda akan mempengaruhi benda tersebut. Gaya terhadap suatu benda dapat mengakibatkan benda bergerak, berubah bentuk, dan berubah arah.
      Pada saat kamu menendang bola maka bola akan bergerak dan berubah arahnya. Gaya pada benda juga mengakibatkan benda berubah bentuk. Sebagai contohnya, ketika kamu bermain dengan plastisin kamu dapat membuat berbagai macam bentuk. Gaya tangan menyebabkan bentuk plastisin berubah sesuai dengan bentuk yang diinginkan. 
Macam-macam Gaya
1.      Gaya Gravitasi
       Pernahkah kamu melihat buah yang jatuh dari pohonnya? Ke mana arah jatuhnya buah tersebut? Buah kelapa itu jatuh ke bumi. Tidak hanya buah, benda-benda lain jika dijatuhkan dari ketinggian tertentu juga akan bergerak turun menuju bumi. Misalnya kelereng atau bola yang menggelinding di atas meja akan jatuh ke lantai. Penerjun payung yang keluar dari pesawat juga akan jatuh ke bawah menuju bumi. Gerak jatuhnya benda-benda dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi.
      Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel yang mempunyai massa di alam semesta. Gaya gravitasi bumi sering disebut juga gaya tarik bumi. Gaya gravitasi yang terjadi pada benda yang jatuh dari ketinggian tertentu tentunya berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena gaya gravitasi dipengaruhi oleh ukuran dan bentuk benda tersebut.
      Gaya gravitasi tidak dipengaruhi oleh berat benda. Gaya ini dipengaruhi oleh gaya penghambat yang dikenal sebagai gaya gesek. Gaya gesek bersifat menahan gerak benda sehingga gerak jatuhnya benda lebih lambat. Arah gaya gesek berlawanan dengan gaya yang ditahannya. Jadi arah gaya gravitasi berlawanan dengan gaya gesek.
    Bumi yang mempunyai massa yang sangat besar menghasilkan gaya gravitasi yang sangat besar untuk menarik benda-benda di sekitarnya, termasuk benda-benda yang ada di bumi. Gaya gravitasi ini juga menarik benda-benda yang ada di luar angkasa seperti meteor, satelit buatan manusia, dan bulan. Gaya tarik ini menyebabkan benda-benda tersebut selalu berada di tempatnya.
      Kekuatan gaya gravitasi bumi terhadap benda tergantung pada jarak benda dari pusat bumi. Semakin jauh letak suatu benda dari pusat bumi, gaya gravitasinya semakin kecil.
 Lalu, bagaimana dengan astronaut yang berada di luar angkasa? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, kamu mungkin pernah melihat film atau berita mengenai astronot yang ada di bulan. Astronot tersebut dapat melayang-layang di bulan karena gaya gravitasi di bulan sangat kecil. Hal yang sama akan terjadi pada benda-benda yang ada di bumi apabila gaya gravitasi tidak ada. Kita akan melayang-layang di udara tanpa bisa menyentuh tanah.
2.      Gaya Magnet
       Adakah lemari es di rumahmu? Jika ada, bukalah pintu lemari es tersebut lalu tutuplah kembali. Perhatikanlah, pintu itu dapat tertutup rapat walaupun tanpa selot. Mengapa bisa seperti itu? Ternyata, ada magnet yang dipasang di badan lemari es dan bingkai pintunya terbuat dari besi. Ketika pintu didekatkan, magnet akan segera menariknya. Akibatnya, timbullah gaya tarik yang menyebabkan pintu lemari es akan menutup. Mengapa besi dapat ditarik oleh magnet?
     Gaya tarik pada magnet dapat menarik benda-benda tertentu. Benda- benda yang dapat tertarik oleh magnet disebut benda yang bersifat magnetis sedangkan benda-benda yang tidak dapat tertarik oleh magnet disebut benda yang tidak magnetis.
Benda magnetis yaitu bahan dari besi atau baja seperti peniti, paku payung, dll.
Benda tidak magnetis yaitu bahan dari plastik dan kayu seperti pensil, kain, karet penghapus.
      Gaya magnet masih berpengaruh terhadap benda-benda logam meskipun ada penghalang di antara magnet dan benda yang ditariknya. Besarnya daya tembus gaya magnet dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis penghalang, tebal tipisnya penghalang, dan kekuatan magnet. Selain itu, pengaruh gaya magnet juga ditentukan oleh jarak magnet dengan benda.
      Kekuatan gaya tarik magnet tidaklah sama di setiap sisi atau bagiannya. Gaya magnet paling kuat terletak di kutub-kutub magnet. Perhatikan gambar di bawah ini!
Serbuk besi lebih banyak berada di sekitar kutub-kutub magnet!!!

Daerah di sekitar magnet yang masih dipengaruhi oleh gaya magnet disebut medan magnet. Area medan magnet itu biasa ditunjukkan dengan garis-garis gaya magnet. Garis-garis gaya magnet tersebut saling bertemu di ujung kedua kutubnya.
     Magnet mempunyai dua kutub. Pada keadaan bebas, magnet akan selalu menunjuk ke arah utara dan selatan. Ujung magnet yang mengarah ke utara disebut kutub utara, sedangkan ujung magnet yang mengarah ke selatan disebut kutub selatan. Biasanya kedua ujung magnet diberi warna yang berbeda untuk membedakan kedua kutub magnet itu. Apa yang terjadi jika dua buah kutub magnet saling didekatkan?
Kutub-kutub magnet mempunyai sifat-sifat khusus. Saat kutub yang sama dari dua buah magnet batang saling didekatkan, keduanya akan saling menolak. Sebaliknya jika kutub yang berbeda dari dua magnet didekatkan, akan terjadi tarik-menarik. Perhatikan gambar di bawah!
      Gaya tarik magnet banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Gaya tarik magnet digunakan pada berbagai macam alat, mulai dari alat yang sederhana hingga alat yang rumit. Magnet digunakan pada alat-alat berikut.
  1. Ujung gunting untuk memudahkan mengambil jarum jahit.
  2. Bel listrik untuk menggerakkan pemukul lonceng.
  3. Papan catur agar buah catur tidak mudah terguling.
  4. Kompas sebagai penunjuk arah utara-selatan.
  5. Dinamo sepeda dan generator untuk membangkitkan tenaga listrik.
  6. Alat untuk mengangkut benda-benda dari besi.
     
Magnet dibedakan menjadi dua macam berdasarkan cara terbentuknya. Magnet tersebut yaitu magnet alam dan magnet buatan. Magnet alam terjadi secara alami, contohnya magnet bumi. Magnet buatan merupakan magnet yang sengaja dibuat. Ada beberapa bentuk magnet buatan, misalnya magnet batang, tabung (silinder), jarum, huruf U, dan magnet berbentuk ladam (tapal kuda).
Benda-benda yang terbuat dari besi dan baja dapat dibuat menjadi magnet dengan cara-cara tertentu. Bagaimanakah cara membuat magnet dari benda-benda itu?
Cara Induksi
Pembuatan magnet secara induksi sangat mudah dilakukan. Akan tetapi, sifat kemagnetan hasil induksi ini bersifat sementara. Caranya dengan menempelkan benda-benda yang terbuat dari logam (besi atau baja) dengan magnet. Benda yang terbuat dari logam ini akan menjadi bersifat magnet. Namun, jika magnet dilepaskan, sifat kemagnetan benda tersebut juga akan hilang.
Cara Gosokan
Magnet yang digosokkan ke suatu batang besi atau baja dapat menyebabkan batang besi atau baja mempunyai sifat kemagnetan. Semakin lama waktu penggosokan, semakin lama pula sifat kemagnetan bertahan di dalam batang besi atau baja tersebut.
Dialiri arus listrik
  Magnet dapat dibuat dengan cara mengalirkan arus listrik searah ke dalam suatu penghantar. Magnet yang ditimbulkan disebut elektromagnet. Elektromagnet pertama kali ditemukan oleh Hans Christian Oersted pada tahun 1819. Elektromagnet bersifat sementara. Artinya, jika arus listrik diputus, sifat magnet itu akan hilang. Kita dapat membuat elektromagnet mempunyai kekuatan lebih besar dengan menambah jumlah baterai dan menambah jumlah lilitan.
3.      Gaya Gesek
       Coba dorong sebuah kardus di lantai! Ketika kamu mendorong kardus terjadi gesekan antara permukaan kardus dengan lantai. Gaya gesekan tersebut akan menghambat gerakan kardus. Kekuatan hambatan akibat gesekan inilah yang disebut gaya gesek. Jadi, gaya gesek merupakan gaya yang menimbulkan hambatan ketika dua permukaan benda saling bersentuhan.
Semakin kasar permukaan benda, semakin besar pula gaya geseknya. Hal ini berarti gerakan benda semakin terhambat jika gaya gesekan semakin besar. Demikian sebaliknya jika permukaan licin. Pada permukaan licin, gaya gesekan yang terjadi juga kecil. Akibatnya, benda itu semakin mudah bergerak pada permukaan tersebut.
Memperbesar dan memperkecil gaya gesekan
    Gaya gesekan dapat diperbesar ataupun diperkecil disesuaikan dengan tujuannya. Dalam kehidupan sehari-hari kita jumpai berbagai cara yang dilakukan untuk memperkecil atau memperbesar gaya gesekan, di antaranya adalah sebagai berikut:
  • Pemberian pelumas atau oli pada roda atau rantai sepeda agar gesekannya dapat diperkecil.
  • Penggunaan kayu yang berbentuk bulat untuk mendorong benda agar lebih mudah. Apabila kita mendorong meja atau lemari yang cukup berat maka digunakan gelondongan kayu agar gaya gesekan yang tejadi dapat diperkecil.
  • Penggunaan pul pada sepatu pemain bola. Hal ini bertujuan agar gaya gesekan dapat diperbesar sehingga pemain bola tidak tergelincir pada saat berlari dan menendang bola.
  • Membuat alur-alur pada ban mobil atau motor. Untuk menghindari permukaan licin pada jalan yang dilewatinya, pada ban motor dan mobil terdapat alur-alur. Alur-alur ini bertujuan untuk memperbesar gaya gesekan antara ban dan permukaan jalan.



Asesmen Kinerja dan Asesmen Portofolio

Asesmen Kinerja

Asesmen Kinerja (Performance assessment) adalah suatu asesmen alternatif berdasarkan tugas jawaban terbuka (open-ended task) atau kegiatan hands-on yang dirancang untuk mengukur kinerja siswa terhadap seperangkat kriteria tertentu. Tugas-tugas asemen kinerja menuntut siswa menggunakan berbagai macam keterampilan, konsep, dan pengetahuan. Asesmen kinerja tidak dimaksudkan untuk menguji ingatan faktual, melainkan untuk mengases penerapan pengetahuan faktual dan konsep-konsep ilmiah pada suatu masalah atau tugas yang realistik. Asesmen tersebut meminta siswa untuk menjelaskan “mengapa atau bagaimana” dari suatu konsep atau proses.
Tujuan dan Peran Asesmen Kinerja
Menurut Popham tujuan asesmen kinerja adalah :
  • Mendiagnosa kelebihan dan kelemahan siswa dalam belajar
  • Memonitor kemajuan atau perkembangan siswa Menentukan level atau jenjang kemampuan siswa Mempengatuhi persepsi public tentang efektifitas pembelajaran
  • Mengevaluasi kinerja guru dan menglasifikasi tujuan Pembelajaran yang dirumuskan oleh guru.
Lima peran belajar dalam asesmen kinerja menurut Marjono (1993 :18), yaitu:
ü  Sikap dan persepsi tentang belajar
ü  Perolehan dan pemanduan pengetahuan
ü  Perluasan dan penajaman pengetahuan
ü  Penggunaan pengetahuan secara lebih bermakna
ü  Pelatihan berfikir kritis dan kreatif
Langkah-langkah membuat asesmen kinerja
Beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam melakukan (performance assessment) adalah:
1.      Identifikasi semua langkah-langkah penting yang diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir (output) yang terbaik.
2.      Tuliskan perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting dan diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil akhir (output) yang terbaik.
3.      Usahakan untuk membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur tidak terlalu banyak sehingga semua kriteria tersebut dapat diobservasi selama siswa melaksanakan tugas.
4.      Definisikan dengan jelas kriteria kemampuan-kemampuan yang akan diukur berdasarkan kemampuan siswa yang harus dapat diamati (observable) atau karakteristik produk yang dihasilkan.
5.      Urutkan kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang dapat diamati.
6.      Kalau ada, periksa kembali dan bandingkan dengan kriteria-kriteria kemampuan yang sudah dibuat sebelumnya oleh orang lain di lapangan.Untuk menjaga obyektifitas dan keadilan (fair) sebaiknya penilai atau evaluator lebih dari satu orang sehingga penilaian mereka menjadi lebih valid dan reliabel.
 Kelebihan dan Kekurangan Asesmen Kinerja
Semua jenis penilaian mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing namun tergantung guru yang melaksanakan evaluasi, karena jenis evaluasi yang di terapkan sangat tergantung pada kondisi dan tujuan pembelajaran.namun berikut ini beberapa kelebihan dalam penilaian kelas;
1.      Dapat memecahkan masalah
2.      Dapat menilai pengetahuan, sikap,dan keterampilan siswa
3.      Dapat mendemontrasikan suatu proses
4.      proses yang didemontrasikan dapat di observasi langsung
5.      Penalaran
6.      Lugas (fleksibel)
7.      Dan komunikasi dalam bentuk lisan dan tulisan


Asesmen Portofolio 
Portofolio (portofolio) bisa diartikan sebagai kumpulan (dokumen, berkas, bundel) bukti fisik tentang aktivitas. Jadi portofolio berarti kumpulan bukti fisik aktivitas-kinerja (individu, kelompok, atau lembaga) sebagai data otentik yang dilakukan oleh yang bersangkutan. Asesmen portofolio merupakan salah satu cara penilaian terhadap unjuk kerja dan hasil kerja, sehingga segala aktivitas yang dilakukan bisa dihargai dengan nilai.
Karakteristik Asesmen portofolio adalah:
1.      Dapat menggambarkan perkembangan kemajuan siswa dalam satu bidang studi secara komperhensif
2.      Memberi kesempatan pada siswa untuk memilih dan melakukan self evaluation
3.      Dapat digunakan sebagai bukti otentik yang mengambarkan kemampuan belajar siswa.
4.      Dapat meningkatkan refleksi diri dan penilaian diri siswa
5.      Berperan sebagai alat dalam proses pembelajaran yang menjembatani dan meudahkan dialog antara guru dengan siswa.
Dua hal pokok yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan suatu portofolio adalah tujuan dan komponen-komponen portofolio. Pemilihan dokumen untuk membangun suatu portofolio harus mengacu pada tujuan penggunaan portofolio tersebut. Apabila seorang guru ingin menggali informasi melalui portofolio maka terlebih dahulu ia harus merumuskan tujuannya. Misalnya, guru ingin mengetahui bagaimana siswa mengerti komputer serta menghayati komputer dalam aspek yang lebih luas setelah kurun waktu tertentu. Setelah itu baru menentukan komponen-komponen yang diperlukan dalam upaya menggapai tujuan tadi. Selanjutnya harus ditentukan pula aspek apa saja yang ingin diketahui yang akan membentuk komponen dari portofolio. Tiap guru biasanya menginginkan format portofolio yang berbeda.
Misalnya, Robinson (1998), seorang guru komputer yang ingin mengetahui kemajuan siswa-siswanya dalam perancangan basis data akan meminta murid-muridnya untuk memasukkan hal-hal seperti proyek kelompok, tugas pekerjaan rumah setiap hari, hasil ulangan, tugas tulisan, , catatan kelas, dan hal-hal lain yang dianggap penting dalam menunjukkan kemajuan mereka dalam basis data. Mengingat dokumen-dokumen yang membangun portofolio ini sangat diharapkan bervariasi, maka diperlukan tenggang waktu yang cukup bagi siswa untuk mengerjakan dan mengkoleksinya. Contoh pengembangan portofolio yang dikemukakan di atas paling tidak memerlukan waktu satu semester perkuliahan. Dengan demikian proses belajar (long-term learning process) berikut hasil belajar yang telah dilakukan siswa secara menyeluruh diharapkan akan tergambarkan dengan lengkap.
Terdapat 5 (lima) dimensi yang menjadi landasan pengembangan asesmen portofolio. Yang menjadi dimensi pertama adalah usaha yang sengaja dilakukan, terencana dan memiliki tujuan. Tujuan belajar harus bermakna, realistik, positif, dan sesuai kemampuan siswa. Dimensi kedua adalah dokumen sebagai bukti. Portofolio bukanlah work folder ataupun kumpulan kerja siswa seabgai suatu dokumen yang dihimpun siswa. Dimensi ketiga adalah tingkat perkembangan, pengalaman dan pencapaian. Hakikat pencapaian meliputi:
1.      Pengetahuan
2.      Penalaran
3.      Keterampilan
4.      Produk
5.      Efektif
Pembuatan dokumen dapat menyertakan kelima aspek di atas atau menyertakan beberapa aspek saja sesuai dengan karakteristik bidang studi. Dimensi keempat adalah kemampuan menilai diri sendiri (reflektif). Penilaian diri dapat memotivasi siswa karena siswa memperoleh kesempatan mengkaji ulang dan merevisi hasil kinerjanya serta mencari solusi untuk meningkatkan kinerjanya. Dimensi kelima adalah dilakukan dalam selang waktu tertentu. Penentuan selang waktu berfungsi sebagai pembatas dan gambaran fluktuasi pencapaian siswa.
Keuntungan Penggunaan Asesmen Portofolio
1.      Memberikan penilaian tentang diri siswa secara individual yang komprehensif, adil dan bijaksana
2.      Dapat melihat secara jelas kemajuan belajar siswa
3.      Dapat memfokuskan pekerjaan terbaik siswa sehingga memberikan pengaruh positif dalam belajar
4.      Dapat membandingkan hasil kerja siswa dengan hasil kerja sebelumnya
5.      Memberi motivasi belajar bagi siswa
6.      Siswa mampu menilai pekerjaannya sendiri
7.      Dapat memberikan penilaian terhadap perbedaan individu
8.      Memberi komunikasi kemajuan belajar siswa dengan orang tua/ wali siswa
Mengevaluasi Portofolio
Mengevaluasi portofolio tidak semudah mengevaluasi dengan tes, sebab tidak pernah ada portofolio yang tepat sama. Hal ini disebabkan karena setiap individu dapat menyiapkannya item-item yang berbeda sesuai dengan kelebihan yang dimilikinya. Oleh karena itu mengevaluasi portofolio bukan merupakan tugas yang gampang. Salah satu cara untuk mengevaluasi portofolio ialah menggunakan rubrik. Cara ini tidak lain dari skala nilai yang digunakan untuk memberi skor pada item yang mengharuskan siswa menjawab dalam bentuk tulisan dari soal atau pertanyaan yang terbuka (open-ended item). Pada soal ini siswa dapat menjawab secara bebas dan terdapat banyak cara untuk memperoleh jawaban. Jika rubrik digunakan untuk menskor portofolio, guru dapat memberitahukan komponen apa yang perlu dimuat dalam suatu portofolio dan menggunakan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya untuk memperoleh nilai secara keseluruhan (Heddens & Speer, 1997).
Guru dapat menggunakan portofolio untuk menemukan apakah ada indikasi tentang strategi pemecahan masalah, komunikasi yang jelas, berpikir dan refleksi, penggunaan notasi dan istilah yang tepat, kaitan dengan kehidupan sehari-hari, ataupun disposisi yang positif terhadap matematika. Berikut adalah contoh rubrik yang dapat digunakan untuk menilai soal-soal terbuka.
Skor    Kriteria
4    Lengkap dan kompeten
3    Memenuhi kompetensi dasar
2    Jawaban parsial
1    Jawaban coba-coba
0    Tidak ada respon
Selain menggunakan rubrik, cara mengevaluasi portofolio juga bisa dikembangkan sendiri oleh guru, misalnya dengan menentukan beberapa persyaratan mendasar yang harus dipenuhi. Persyaratan dasar itu misalnya banyaknya entri minimal yang harus ada, nilai guna dan nilai eksplanasi dokumen, dan waktu penyerahan. Seorang siswa dapat mengumpulkan beberapa entri melebihi entri minimal yang ditentukan. Siswa yang seperti ini tentu saja memiliki nilai lebih dari siswa yang hanya mengumpulkan entri minimal. Sedangkan tingkat kebermaknaan dokumen dapat ditunjukkan misalnya dengan prestasi yang ditunjukkan seperti nilai tes/tugas yang tinggi, piagam, partisipasi dalam menyelesaikan proyek, atau apa saja yang menunjukkan peningkatan
Asesmen Portofolio bagi Siswa
Telah diungkapkan pada pembahasan terdahulu bahwa untuk mengevaluasi siswa tidak cukup hanya dengan tes untuk mengukur kemampuan akademik aspek kognitif saja, akan tetapi penilaian harus dilakukan secara objektif dan otentik meliputi berbagai aspek psikologis siswa. Guru harus mengases siswa dengan berbagai cara dan berbagai segi aktivitas siswa.
Asesmen Portofolio bagi Guru
Pada saat ini telah sedang dilakukan penilaian portofolio bagi guru berkaitan dengan sertifikasi guru, yaitu kegiatan mengases kinerja guru dalam jabatan yang meliputi kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian. Penilaian yang dipakai adalah dengan melalui portofolio dengan maksud agar bisa dilaksanakan secara efisien dan efektif. Efisien dalam hal waktu, asesor, biaya, dan proses sehingga tujuan sertifikasi tetap bisa dicapai, meskipun di sana-sini ada unsur kekurangan. Komponen portofolio untuk sertifikasi guru terbagi ke dalam tiga aspek (unsur), yaitu kualifikasi dan tugas pokok, pengembangan profesi, dan pendukung profesi. Secara rinci adalah
1.      Unsur kualifikasi dan tugas pokok (tiap sub unsur tidak nol)
2.      Unsur pengembangan profesi
3.      Unsur pendukung profesi

 Penilaian Kinerja ilmiah

Judul Kegiatan
: Percobaan Mengidentifikasi Asam dan Basa
Mata pelajaran
: IPA
Kelas
: VII/II
SK
: 2.Memahami Klasifikasi Zat
KD
: 2.2. Melakukan percobaan sederhana dengan bahan-bahan yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari
Nama siswa
: ______________________________
Kelas
: ______________________________
Waktu pengamatan
: ______________________________


Aspek yang diamati
Skor
Jumlah skor
4
3
2
1
1.
Pengetahuan tentang prosedur kerja
4
2.
Ketepatan Memilih Alat dan Bahan
3
3.
Hasil Pengamatan
3
4.
Ketepatan menyusun laporan
2
Total skor yang di capai
12
Jumlah Skor maksimum
16

Nilai
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi4hQDg9VQ2IpLxxELJcyywcUJ9C4SAL8NtujjFwM0wnwvTF9B20msHTqdm-le8EduhUIGj74Kkbm0wd23iwKg-fyaIkdcMMa__enYI1nbsJJpevMmmjBaFluZAUI86VJ8KdLFc7K4OcDti/s400/nilai.jpg
Keterangan
4 : sangat kompeten
3 : kompeten
2 : cukup kompeten
1 : tidak kompeten
Penenetuan kriteria :
Skor 14 -16 : dapat ditetapkan Sangat kompeten
Skor 11-13 : dapat ditetepakan Kompeten
Skor 8 -10 : dapat di tetapkan cukup kompeten
Skor 4 -7 : dapat ditetapkan tidak kompeten

Rubrik Penilaian :
No
Kriteria
Skor (1-3)
1
Prosedur kerja
· Jika selalu melakukan percobaan sesua dengan prosedur kerja yang benar
· Jika Kadang siswa banyak bekerja sama kadang tidak bekerja sama
· Jika hanya melakukan sedikit prosedur yang benar
· Jika tidak melakukan sesuai dengan prosedur
4
3
2
1
2
Ketepatan memilih alat an bahan
· Jika selalu memilih alat dan bahan yang tepat sesuai dengan petunjuk kerjanya
· Jika sebagian besar memilih alat dan bahan dengan tepat sesuai dengan petunjuk kerja
· Jika hanya sedikit saja yang tepat dalam memilih alat dan bahan yang sesuai dengan petunjuk kerja
· Jika pemilihan alat dan bahan tidak tepat sama sekali
4
3
2
1
3
Pengamatan
· Mengamati semua variabel dan mendapatkan data yang tepat
· Jika sebagaian variabel diamati namun hasil tidak tepat
· Jika hanya sedikit variabel yang diamati dan hasil kurang tepat
· Jika tidak melakukan pengamatan
3
2
1
4
Penyusunan laporan
· Jika laporan disusun dengan sistematis dan tepat kesimpulanya
· Jika laporan dibuat dengan sistematis namun kesimpulan kurang tepat
· Jika laporan dibuat kurang sistematis dan kesimpulan kurang tepat
· Jika hasil laporan tidak sistematis dan tidak tidak tepat
4
3
2
1