Asesmen Kinerja
Asesmen
Kinerja (Performance assessment) adalah suatu asesmen alternatif berdasarkan
tugas jawaban terbuka (open-ended task) atau kegiatan hands-on yang dirancang
untuk mengukur kinerja siswa terhadap seperangkat kriteria tertentu.
Tugas-tugas asemen kinerja menuntut siswa menggunakan berbagai macam
keterampilan, konsep, dan pengetahuan. Asesmen kinerja tidak dimaksudkan untuk
menguji ingatan faktual, melainkan untuk mengases penerapan pengetahuan faktual
dan konsep-konsep ilmiah pada suatu masalah atau tugas yang realistik. Asesmen
tersebut meminta siswa untuk menjelaskan “mengapa atau bagaimana” dari suatu
konsep atau proses.
Tujuan dan Peran Asesmen
Kinerja
Menurut Popham tujuan
asesmen kinerja adalah :
- Mendiagnosa kelebihan dan kelemahan siswa dalam belajar
- Memonitor kemajuan atau perkembangan siswa Menentukan
level atau jenjang kemampuan siswa Mempengatuhi persepsi public tentang
efektifitas pembelajaran
- Mengevaluasi kinerja guru dan menglasifikasi tujuan
Pembelajaran yang dirumuskan oleh guru.
Lima peran belajar dalam
asesmen kinerja menurut Marjono (1993 :18), yaitu:
ü Sikap dan persepsi tentang belajar
ü Perolehan dan pemanduan pengetahuan
ü Perluasan dan penajaman pengetahuan
ü Penggunaan pengetahuan secara lebih bermakna
ü Pelatihan berfikir kritis dan kreatif
Langkah-langkah membuat
asesmen kinerja
Beberapa langkah yang
perlu diperhatikan dalam melakukan (performance assessment) adalah:
1. Identifikasi semua langkah-langkah penting yang
diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir (output) yang terbaik.
2.
Tuliskan perilaku
kemampuan-kemampuan spesifik yang penting dan diperlukan untuk menyelesaikan
tugas dan menghasilkan hasil akhir (output) yang terbaik.
3.
Usahakan untuk membuat
kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur tidak terlalu banyak sehingga
semua kriteria tersebut dapat diobservasi selama siswa melaksanakan tugas.
4.
Definisikan dengan jelas
kriteria kemampuan-kemampuan yang akan diukur berdasarkan kemampuan siswa yang
harus dapat diamati (observable) atau karakteristik produk yang dihasilkan.
5.
Urutkan
kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang dapat
diamati.
6. Kalau ada, periksa kembali dan bandingkan dengan
kriteria-kriteria kemampuan yang sudah dibuat sebelumnya oleh orang lain di
lapangan.Untuk menjaga obyektifitas dan keadilan (fair) sebaiknya penilai atau
evaluator lebih dari satu orang sehingga penilaian mereka menjadi lebih valid
dan reliabel.
Kelebihan dan
Kekurangan Asesmen Kinerja
Semua jenis penilaian
mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing namun tergantung guru yang
melaksanakan evaluasi, karena jenis evaluasi yang di terapkan sangat tergantung
pada kondisi dan tujuan pembelajaran.namun berikut ini beberapa kelebihan dalam
penilaian kelas;
1. Dapat memecahkan masalah
2.
Dapat menilai
pengetahuan, sikap,dan keterampilan siswa
3.
Dapat mendemontrasikan
suatu proses
4.
proses yang
didemontrasikan dapat di observasi langsung
5.
Penalaran
6.
Lugas (fleksibel)
7. Dan komunikasi dalam bentuk lisan dan tulisan
Asesmen Portofolio
Portofolio (portofolio)
bisa diartikan sebagai kumpulan (dokumen, berkas, bundel) bukti fisik tentang
aktivitas. Jadi portofolio berarti kumpulan bukti fisik aktivitas-kinerja
(individu, kelompok, atau lembaga) sebagai data otentik yang dilakukan oleh
yang bersangkutan. Asesmen portofolio merupakan salah satu
cara penilaian terhadap unjuk kerja dan hasil kerja, sehingga segala aktivitas
yang dilakukan bisa dihargai dengan nilai.
Karakteristik Asesmen
portofolio adalah:
1. Dapat menggambarkan perkembangan kemajuan siswa
dalam satu bidang studi secara komperhensif
2.
Memberi kesempatan pada
siswa untuk memilih dan melakukan self evaluation
3.
Dapat digunakan sebagai
bukti otentik yang mengambarkan kemampuan belajar siswa.
4.
Dapat meningkatkan
refleksi diri dan penilaian diri siswa
5. Berperan sebagai alat dalam proses pembelajaran
yang menjembatani dan meudahkan dialog antara guru dengan siswa.
Dua hal pokok yang perlu
diperhatikan dalam mengembangkan suatu portofolio adalah tujuan dan
komponen-komponen portofolio. Pemilihan dokumen untuk membangun suatu
portofolio harus mengacu pada tujuan penggunaan portofolio tersebut. Apabila
seorang guru ingin menggali informasi melalui portofolio maka terlebih dahulu
ia harus merumuskan tujuannya. Misalnya, guru ingin mengetahui bagaimana siswa
mengerti komputer serta menghayati komputer dalam aspek yang lebih luas setelah
kurun waktu tertentu. Setelah itu baru menentukan komponen-komponen yang
diperlukan dalam upaya menggapai tujuan tadi. Selanjutnya harus ditentukan pula
aspek apa saja yang ingin diketahui yang akan membentuk komponen dari
portofolio. Tiap guru biasanya menginginkan format portofolio yang berbeda.
Misalnya, Robinson
(1998), seorang guru komputer yang ingin mengetahui kemajuan siswa-siswanya
dalam perancangan basis data akan meminta murid-muridnya untuk memasukkan
hal-hal seperti proyek kelompok, tugas pekerjaan rumah setiap hari, hasil ulangan,
tugas tulisan, , catatan kelas, dan hal-hal lain yang dianggap penting dalam
menunjukkan kemajuan mereka dalam basis data. Mengingat dokumen-dokumen yang
membangun portofolio ini sangat diharapkan bervariasi, maka diperlukan tenggang
waktu yang cukup bagi siswa untuk mengerjakan dan mengkoleksinya. Contoh
pengembangan portofolio yang dikemukakan di atas paling tidak memerlukan waktu
satu semester perkuliahan. Dengan demikian proses belajar (long-term learning
process) berikut hasil belajar yang telah dilakukan siswa secara menyeluruh
diharapkan akan tergambarkan dengan lengkap.
Terdapat 5 (lima)
dimensi yang menjadi landasan pengembangan asesmen portofolio. Yang menjadi
dimensi pertama adalah usaha yang sengaja dilakukan, terencana dan memiliki
tujuan. Tujuan belajar harus bermakna, realistik, positif, dan sesuai kemampuan
siswa. Dimensi kedua adalah dokumen sebagai bukti. Portofolio bukanlah work
folder ataupun kumpulan kerja siswa seabgai suatu dokumen yang dihimpun siswa.
Dimensi ketiga adalah tingkat perkembangan, pengalaman dan pencapaian. Hakikat
pencapaian meliputi:
1. Pengetahuan
2.
Penalaran
3.
Keterampilan
4.
Produk
5. Efektif
Pembuatan dokumen dapat
menyertakan kelima aspek di atas atau menyertakan beberapa aspek saja sesuai
dengan karakteristik bidang studi. Dimensi keempat adalah kemampuan menilai
diri sendiri (reflektif). Penilaian diri dapat memotivasi siswa karena siswa
memperoleh kesempatan mengkaji ulang dan merevisi hasil kinerjanya serta
mencari solusi untuk meningkatkan kinerjanya. Dimensi kelima adalah dilakukan
dalam selang waktu tertentu. Penentuan selang waktu berfungsi sebagai pembatas
dan gambaran fluktuasi pencapaian siswa.
Keuntungan Penggunaan
Asesmen Portofolio
1. Memberikan penilaian tentang diri siswa secara
individual yang komprehensif, adil dan bijaksana
2.
Dapat melihat secara
jelas kemajuan belajar siswa
3.
Dapat memfokuskan
pekerjaan terbaik siswa sehingga memberikan pengaruh positif dalam belajar
4.
Dapat membandingkan
hasil kerja siswa dengan hasil kerja sebelumnya
5.
Memberi motivasi belajar
bagi siswa
6.
Siswa mampu menilai
pekerjaannya sendiri
7.
Dapat memberikan
penilaian terhadap perbedaan individu
8. Memberi komunikasi kemajuan belajar siswa dengan
orang tua/ wali siswa
Mengevaluasi Portofolio
Mengevaluasi portofolio
tidak semudah mengevaluasi dengan tes, sebab tidak pernah ada portofolio yang
tepat sama. Hal ini disebabkan karena setiap individu dapat menyiapkannya
item-item yang berbeda sesuai dengan kelebihan yang dimilikinya. Oleh karena
itu mengevaluasi portofolio bukan merupakan tugas yang gampang. Salah satu cara
untuk mengevaluasi portofolio ialah menggunakan rubrik. Cara ini tidak lain
dari skala nilai yang digunakan untuk memberi skor pada item yang mengharuskan
siswa menjawab dalam bentuk tulisan dari soal atau pertanyaan yang terbuka
(open-ended item). Pada soal ini siswa dapat menjawab secara bebas dan terdapat
banyak cara untuk memperoleh jawaban. Jika rubrik digunakan untuk menskor
portofolio, guru dapat memberitahukan komponen apa yang perlu dimuat dalam
suatu portofolio dan menggunakan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya
untuk memperoleh nilai secara keseluruhan (Heddens & Speer, 1997).
Guru dapat menggunakan
portofolio untuk menemukan apakah ada indikasi tentang strategi pemecahan
masalah, komunikasi yang jelas, berpikir dan refleksi, penggunaan notasi dan
istilah yang tepat, kaitan dengan kehidupan sehari-hari, ataupun disposisi yang
positif terhadap matematika. Berikut adalah contoh rubrik yang dapat digunakan
untuk menilai soal-soal terbuka.
Skor Kriteria
4 Lengkap
dan kompeten
3 Memenuhi
kompetensi dasar
2 Jawaban
parsial
1 Jawaban
coba-coba
0 Tidak
ada respon
Selain menggunakan
rubrik, cara mengevaluasi portofolio juga bisa dikembangkan sendiri oleh guru,
misalnya dengan menentukan beberapa persyaratan mendasar yang harus dipenuhi.
Persyaratan dasar itu misalnya banyaknya entri minimal yang harus ada, nilai guna
dan nilai eksplanasi dokumen, dan waktu penyerahan. Seorang siswa dapat
mengumpulkan beberapa entri melebihi entri minimal yang ditentukan. Siswa yang
seperti ini tentu saja memiliki nilai lebih dari siswa yang hanya mengumpulkan
entri minimal. Sedangkan tingkat kebermaknaan dokumen dapat ditunjukkan
misalnya dengan prestasi yang ditunjukkan seperti nilai tes/tugas yang tinggi,
piagam, partisipasi dalam menyelesaikan proyek, atau apa saja yang menunjukkan
peningkatan
Asesmen Portofolio bagi
Siswa
Telah diungkapkan pada
pembahasan terdahulu bahwa untuk mengevaluasi siswa tidak cukup hanya dengan
tes untuk mengukur kemampuan akademik aspek kognitif saja, akan tetapi
penilaian harus dilakukan secara objektif dan otentik meliputi berbagai aspek
psikologis siswa. Guru harus mengases siswa dengan berbagai cara dan berbagai
segi aktivitas siswa.
Asesmen Portofolio bagi
Guru
Pada saat ini telah
sedang dilakukan penilaian portofolio bagi guru berkaitan dengan sertifikasi
guru, yaitu kegiatan mengases kinerja guru dalam jabatan yang meliputi
kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian. Penilaian yang
dipakai adalah dengan melalui portofolio dengan maksud agar bisa dilaksanakan
secara efisien dan efektif. Efisien dalam hal waktu, asesor, biaya, dan proses
sehingga tujuan sertifikasi tetap bisa dicapai, meskipun di sana-sini ada unsur
kekurangan. Komponen portofolio untuk sertifikasi guru terbagi ke dalam tiga
aspek (unsur), yaitu kualifikasi dan tugas pokok, pengembangan profesi, dan
pendukung profesi. Secara rinci adalah
1. Unsur kualifikasi dan tugas pokok (tiap sub
unsur tidak nol)
2.
Unsur pengembangan
profesi
3. Unsur pendukung profesi
Penilaian
Kinerja ilmiah
Judul Kegiatan
|
: Percobaan Mengidentifikasi Asam dan Basa
|
Mata pelajaran
|
: IPA
|
Kelas
|
: VII/II
|
SK
|
: 2.Memahami Klasifikasi Zat
|
KD
|
: 2.2. Melakukan percobaan sederhana dengan bahan-bahan yang
diperoleh dalam kehidupan sehari-hari
|
Nama siswa
|
: ______________________________
|
Kelas
|
: ______________________________
|
Waktu pengamatan
|
: ______________________________
|
Aspek
yang diamati
|
Skor
|
Jumlah
skor
|
||||
4
|
3
|
2
|
1
|
|||
1.
|
Pengetahuan tentang prosedur kerja
|
√
|
4
|
|||
2.
|
Ketepatan Memilih Alat dan Bahan
|
√
|
3
|
|||
3.
|
Hasil Pengamatan
|
√
|
3
|
|||
4.
|
Ketepatan menyusun laporan
|
√
|
2
|
|||
Total
skor yang di capai
|
12
|
|||||
Jumlah
Skor maksimum
|
16
|
Nilai
Keterangan
4 : sangat kompeten
3 : kompeten
2 : cukup kompeten
1 : tidak kompeten
Penenetuan kriteria :
Skor 14 -16 : dapat
ditetapkan Sangat kompeten
Skor 11-13 : dapat
ditetepakan Kompeten
Skor 8 -10 : dapat di
tetapkan cukup kompeten
Skor 4 -7 : dapat
ditetapkan tidak kompeten
Rubrik Penilaian :
No
|
Kriteria
|
Skor
(1-3)
|
1
|
Prosedur kerja
· Jika selalu melakukan percobaan
sesua dengan prosedur kerja yang benar
· Jika Kadang siswa banyak bekerja
sama kadang tidak bekerja sama
· Jika hanya melakukan sedikit
prosedur yang benar
· Jika tidak melakukan sesuai
dengan prosedur
|
4
3
2
1
|
2
|
Ketepatan memilih alat an bahan
· Jika selalu memilih alat dan
bahan yang tepat sesuai dengan petunjuk kerjanya
· Jika sebagian besar memilih alat
dan bahan dengan tepat sesuai dengan petunjuk kerja
· Jika hanya sedikit saja yang
tepat dalam memilih alat dan bahan yang sesuai dengan petunjuk kerja
· Jika pemilihan alat dan bahan
tidak tepat sama sekali
|
4
3
2
1
|
3
|
Pengamatan
· Mengamati semua variabel dan
mendapatkan data yang tepat
· Jika sebagaian variabel diamati
namun hasil tidak tepat
· Jika hanya sedikit variabel yang
diamati dan hasil kurang tepat
· Jika tidak melakukan pengamatan
|
3
2
1
|
4
|
Penyusunan laporan
· Jika laporan disusun dengan
sistematis dan tepat kesimpulanya
· Jika laporan dibuat dengan
sistematis namun kesimpulan kurang tepat
· Jika laporan dibuat kurang
sistematis dan kesimpulan kurang tepat
· Jika hasil laporan tidak
sistematis dan tidak tidak tepat
|
4
3
2
1
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar